[CAMERA] Canon Powershot G7X - Canggih, Nyaman, dan Ringkas


Canon melalui pt. Datascrip selaku distributor tunggal produk pencitraan digitalnya di tanah air, memperkenalkan kamera Canon seri G terbaru, PowerShot G7X. Dengan desain berkelas, teknologi dan feature terbaru, kamera ini juga memiliki kecanggihan dan kenyamanan yang belum bisa diberikan oleh smartphone.

Dari segi desain, Canon merancang PowerShot G7X dengan desain berkelas dan nyaman digunakan. Berkat Thumb Grip yang memberikan kenyamanan dan genggaman yang mantap pada saat memotret. Sedangkan untuk kemudahan pengaturan kamera, terdapat Control Ring pada bagian depan dan Dua Tombol Putar pada bagian atas yang memudahkan pemilihan pengaturan yang diinginkan dengan cepat dan mudah.

”Dengan dimensinya yang ringkas dan dipadukan dengan teknologi mutakhir di dalamnya, kamera ini memberikan kenyamanan penuh bagi pengguna pada saat memotret serta menghadirkan kualitas hasil foto terbaik. Terlebih lagi, hadirnya prosesor gambar terbaru yang ada pada Canon PowerShot G7X memberikan kemudahan memotret baik dalam kondisi terang maupun gelap dengan kualitas foto yang tidak perlu diragukan lagi,” ujar Sintra Wong – Division Manager of Canon Image Communication Product Div., pt. Datascrip.

Teknologi & Feature Terbaru

Meski hadir dengan dimensi yang kompak & ringkas, kamera ini juga memiliki teknologi canggih di dalamnya. Sensor CMOS berukuran 1 inci dengan resolusi 20,2 Megapiksel milik Canon PowerShot G7X dapat diandalkan untuk memotret di segala suasana. Ukuran sensor yang besar memberikan kemudahan pengambilan foto di tempat yang minim cahaya sekalipun.
Canon merancang kamera ini dengan bukaan lensa f/1.8 - f/2.8,  yang dapat menghadirkan efek depth of field dangkal, serta paduan 9 bilah diafragma berteknologi canggih untuk menghasilkan efek bokeh yang indah pada hasil foto.  Mengambil foto dari jarak dekat atau foto makro hingga jarak 5 cm pun dapat dilakukan dengan mudah. Saat ingin memotret jarak jauh, terdapat teknologi ZoomPlus, pembesaran dari 4,2x zoom yang dapat ditingkatkan menjadi 8,4x. Jangkauan zoom tersebut setara dengan kemampuan lensa 24-100mm.

Cocok untuk Selfie dan Groupie

Anda gemar melakukan foto selfie atau groupie? Kamera Canon PowerShot G7X ini telah dilengkapi dengan layar LCD 3 inci berteknologi layar sentuh. Layarnya dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas sehingga dapat memudahkan Anda untuk mengambil foto selfie maupun groupie dengan cepat. Setelah asyik berfoto ria, Anda dapat langsung upload foto-foto tersebut ke berbagai situs jejaring sosial melalui teknologi WiFi yang ada di dalamnya. Selain WiFi, PowerShot G7X dilengkapi dengan NFC yang memudahkan Anda untuk mengirimkan file foto maupun video ke berbagai perangkat mobile yang juga menggunakan teknologi NFC di dalamnya melalui aplikasi Canon Camera Windows. Tersedianya koneksi nirkabel yang mudah dihubungkan ke berbagai perangkat nirkabel seperti printer, smartphone, dan Canon Image Gateaway, memberikan kenyamanan ekstra bagi pengguna kamera ini.



”Bagi Anda penggemar foto selfie maupun groupie, Canon PowerShot G7X menjadi kamera yang tepat. Layar LCD dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas, memotret menjadi lebih mudah dan hasilnya pun jauh lebih berkualitas dari kamera ponsel. Selesai motret, foto bisa diunggah ke berbagai situs jejaring sosial langsung dari kamera ini,” ungkap Merry Harun, Canon Division Director, pt. Datascrip.
pt. Datascrip sebagai distributor tunggal kamera digital Canon di Indonesia, memasarkan Canon PowerShot G7X seharga Rp 6.700.000

Source: chip.co.id

[CAMERA] Fujifilm X-A2 - Bukan Kamera Smartphone Saja yang Bisa Selfie

Sebagai penerus Fujifilm X-A1, X-A2 menawarkan beberapa feature baru, seperti teknologi Eye Detection autofocus, Auto Macro AF, dan Multi-Target “MULTI AF” yang diklaim dapat melakukan fungsi autofocus yang cepat dan akurat.
Featue baru lainnya dari Fujifilm X-A2 yang mungkin menarik bagi sebagian pengguna adalah layar LCD (3 inci, 920 ribu dot) yang bisa dimiringkan (tilt) hingga 175 derajat. Kemampuan layarnya yang bisa di-tilt hingga hampir 180 derajat ini memudahkan penggunanya untuk melakukan foto selfie dengan lensa yang disertakannya (XC16-50mm F3.5-5.6 OIS II lens kit).


Fujifilm X-A2 masih tetap menggunakan teknologi sensor yang sama seperti X-A1 (16.3 MP APS-C sensor  dengan AF system EXR Processor II image processing engine) termasuk kemampuan sensivitasnya (ISO) yang ada dikisaran ISO200 hingga ISO6400.
Menurut keterangan FujiFilm, X-A2 merupakan kamera FujiFilm seri X pertama yang menawarkan LCD yang dapat di-tilit hingga 175 derajat untuk menjawab tuntutan pengguna yang ingin melakukan potert diri (self-portrait) atau selfie dengan kualitas yang lebih baik daripada hasil selfie dengan kamera smartphone.

Source: chip.co.id

[GAME] Game of Thrones – Politik Penuh Darah, Poligon Penuh Cacat


Game of Thrones merupakan sebuah seri TV fantasi yang diadaptasi dari seri novel berjudul A Song of Ice and Fire. Berbeda dengan seri fantasi pada umumnya yang biasa memiliki tema petualangan, seri Game of Thrones lebih berkonsentrasi pada urusan politik di dunia yang diisi dengan sihir, makhluk mitos, serta kejadian-kejadian mistis lainnya. Sayangnya, meskipun sukses sebagai sebuah novel dan juga serial TV, sejauh ini masih belum ada adaptasi video game yang benar-benar bagus dari Game of Thrones.

Begitu mendengar isu bahwa Telltale Games akan mengerjakan Game of Thrones, saya jelas sangat kegirangan, karena akhirnya Game of Thrones yang memiliki dunia fiksi fantastis ini akan digarap oleh salah satu developer favorit saya. Setelah menunggu satu tahun semenjak dikonfirmasi, baru minggu inilah saya berkesempatan untuk menjajal langsung Game of Thrones  buatan Telltale. Lalu, apakah Telltale berhasil mewujudkan sebuah game dari Game of Thrones yang memenuhi potensi yang dimiliki seri ini? Cek jawabannya di bawah, kamu akan terkejut.

Episode 1: Iron From Ice


Pengalaman awal saya begitu melihat tampilan dari Game of Thrones di episode pertama ini bisa dibilang cukup mengecewakan. Sebelum dirilis, perwakilan Telltale telah mengatakan bahwa game ini akan memiliki grafis layaknya lukisan cat air. Kalau kamu lihat dari background saja, memang game ini nampak seperti lukisan cat air, tapi jika kamu melihat karakter-karakternya, kamu akan disajikan dengan model karakter yang amat sangat mirip dengan The Walking Dead dan Back to the Future, tapi dengan efek goresan-goresan kuas yang sering kali membuat karakter nampak aneh.

Jika karakter nampak aneh, maka animasi game ini bukan sekedar aneh lagi, tapi benar-benar buruk. Berbagai adegan action nampak begitu canggung dan terkesan sangat tidak masuk akal. Perlu diingat saya pribadi bukanlah seorang yang gila akan grafis memukau dengan frame rate tinggi, tapi apa yang disajikan Telltale di Game of Thrones ini bisa dibilang kelewatan mengesalkan. Semua ini semakin diperparah dengan kontrol yang sangat buruk dan game yang mengalami hang saat saya tengah memainkannya.

Sampai di titik tersebut, saya sudah sangat kecewa dan sudah berpikir akan memberikan game ini skor yang amat sangat rendah. Tapi kemudian saya ingat, gameplay keren dan grafis memukau memang bukan nilai jual utama Telltale (kecuali di The Wolf Among Us, itu game keren sekali). Apa yang selalu menjadi nilai jual Telltale adalah kualitas penulisan dan penyampaian cerita yang mereka karang. Untuk urusan itu, saya akui Game of Thrones patut diacungi jempol.

Berbeda dengan game dari Telltale sebelumnya, di sini kamu akan mengendalikan lima karakter, walaupun untuk episode pertama baru tiga karakter yang akan kamu kendalikan. Hal ini sejalan dengan novel dan serial TV Game of Thrones di mana setiap bagian cerita disampaikan dari sudut pandang karakter yang berbeda-beda. Di sini pilihan yang kamu ambil menggunakan satu karakter, bisa jadi akan mempengaruhi dialog yang ada di bagian karakter lain. Sayangnya kamu tidak akan bisa melihat perubahan besar dalam cerita karakter lain tersebut selain perbedaan  dialog yang minor, walaupun memilih pilihan yang berbeda-beda untuk melihat berbagai dialog yang berkualitas jelas tetap berharga. Tidak hanya itu saja, meskipun adegan pertarungan fisik disajikan dengan sangat buruk, Telltale tetap bisa menyajikan adegan pertarungan kata-kata dengan sangat menarik dan cerdas, lagi-lagi sesuai dengan ciri khas Game of Thrones.

Kesimpulan 


Secara keseluruhan, Game of Thrones dari Telltale betul-betul memberikan konflik batin yang besar bagi saya. Game ini bermula dengan kesan yang sangat buruk, tapi diakhiri dengan perasaan shock dan kagum seperti yang biasa saya temukan ketika membaca atau menonton Game of Thrones, sebuah perasaan yang jarang sekali saya temukan di kisah fiksi lainnya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk memberikan skor grafis dan gameplay yang buruk untuk game ini, namun skor akhir yang tinggi dinilai dari perasaan yang saya rasakan ketika selesai memainkannya.

Dari segi cerita, saya jelas tidak akan khawatir Game of Thrones menemukan masalah untuk lima episode ke depan, tapi saya jelas berharap Telltale dapat memperbaiki berbagai isu teknikal yang ada di game ini di episode-episode mendatang. Mungkin saja ini waktunya mereka untuk mulai mengganti engine game internal mereka dengan teknologi yang lebih maju.

Episode 2 sampai 6 masih belum memiliki tanggal rilis dan akan segera kami tambahkan ulasannya begitu rilis di sini.


Source: id.gamesinasia.com


[GAME] Call of Duty: Advanced Warfare – Kembalinya Sang Raja FPS


Sampai titik ini rasanya semua orang sudah tahu mengenai Call of Duty. Ini adalah seri game first-person shooter yang paling terkenal dan juga menguntungkan yang pernah ada dalam sejarah dunia gaming. Tapi konsensus umum yang mulai terbentuk adalah seri Call of Duty sudah mulai membosankan. Ini diperkuat dengan seri terakhir yang mendapat respon yang kurang baik walaupun dari segi penjualan Call of Duty: Ghost adalah salah satu game dengan penjualan tertinggi sepanjang tahun 2013.

Pemain sudah bosan dengan formula yang sama dan jika sang developer tidak melakukan hal yang baru maka kita mungkin akan segera melihat matinya franchise Call of Duty. Tapi nampaknya itu tidak akan terjadi, setidaknya dalam waktu dekat. Ini karena Call of Duty: Advanced Warfare berhasil menghembuskan nyawa baru ke dalam seri ini. Setidaknya membawa beberapa persepsi dan rasa baru ke dalam game yang sudah terkenal dengan aksi luar biasa khas Hollywood ini.

Sebelum saya memulai ulasan kali ini saya harus katakan bahwa saya hanya pernah memainkan Call of Duty, Call of Duty 2, Call of Duty 4: Modern Warfare, Call of Duty 4: Modern Warfare 2, dan Call of Duty: Ghosts. Jadi jelas saya melewatkan beberapa seri terbaru mereka (tepatnya 5) dan ini membuat saya tidak memiliki kelelahan yang sama dengan pemain yang memainkan seri Call of Duty setiap tahunnya.

Sebuah Masa Yang Tidak Terlalu Jauh

Call of Duty: Advanced Warfare mengambil latar belakang cerita di tahun 2054, jadi kita akan melihat berbagai senjata dan perlengkapan yang futuristis. Tapi karena tahun 2054 hanya kurang 40 tahun lagi, sang developer tidak terlalu memaksa untuk menghadirkan senjata dengan terlalu futuristis. Senjata serta perlengkapan yang ada masih dalam batas wajar, masuk akal pada masanya, dan juga pintar. Kalau kamu juga mengikut perkembangan senjata sekarang maka kamu akan tahu bahwa teknologi yang digunakan di Advanced Warfare tidaklah terlalu jauh.

Berbicara mengenai cerita, Call of Duty: Advanced Warfare tetap menggunakan plot yang terbilang cheesy layaknya sebuah film Hollywood. Tapi kali ini sang developer membuatnya lebih mudah dicerna. Ini karena mereka tidak terlalu terburu-buru menjelaskan latar belakang dari ceritanya. Beberapa seri Call of Duty terakhir yang saya mainkan selalu mempunyai pola di mana kita langsung terjun ke dalam sebuah aksi berbahaya dengan briefing yang sangat singkat. Bahkan di Call of Duty: Ghost, briefing ini menggunakan animasi yang sederhana. Di Call of Duty: Advanced Warfare saya merasa karakter yang saya mainkan lebih di anggap penting sehingga karakter lain mau menjelaskan latar belakang dengan lebih detail. Bukan seperti pesuruh dengan perintah pergi ke sana, bunuh seseorang, dan jangan banyak tanya.



Secara intensitas Call of Duty: Advanced Warfare juga mempunyai pola yang sedikit berbeda. Sebelumnya kamu akan secara konstan menjalani misi yang semakin lama semakin penting dan menegangkan. Di sini kamu akan melalui berbagai plot yang turun naik bahkan sampai ke bagian paling akhir dari cerita. Bagi saya ini adalah cara yang tepat untuk menikmati sebuah game FPS yang cukup panjang. Jika kamu memutuskan untuk mencari semua intel yang dapat kamu kumpulkan maka Call of Duty: Advanced Warfare akan membutuhkan waktu sampai 9 jam.

Variasi misi yang menjadi ciri khas Call of Duty juga tetap ada. Saya bisa bilang saya menyukai berbagai variasi misi yang ada di Call of Duty: Advanced Warfare karena memang misinya cukup bervariasi. Bukan hanya karena kamu diizinkan menggunakan berbagai kendaraan (yang mana juga masih ada di sini). Kamu tidak selalu menjadi jagoan utama, ada saatnya kamu menjadi support untuk tim yang sedang menyerbu sebuah bangunan, atau bahkan lari melewati berbagai rumah untuk menghindari serangan penembak jitu. Di sini kamu bagian dari sebuah tim dan itu berarti kamu harus melakukan beberapa peran lainnya. Kesan Rambo sudah cukup berkurang dan ini adalah sebuah variasi yang menyenangkan.

Exosuit – Mainan Canggih Para Tentara

Ada banyak (mungkin terlalu banyak) gadget canggih yang diperkenalkan, namun tentu yang paling terkenal adalah Exosuit. Pada dasarnya Exosuit akan membuat kamu menjadi Iron Man. Kamu bisa melompat tinggi, terbang, sampai dengan menghilang. Terdengar keren dan memang keren, namun di single player peran dari Exosuit ini tidak terlalu besar selain menjadi pelengkap cerita. Contohnya Boost Jump, dengan kemampuan ini kamu bisa melompat tinggi, cocok untuk melompati sebuah mobil yang sedang terbakar atau mencapai lantai 2 dengan cepat. Tapi ketika kamu sedang berhadapan dengan 10 sampai 15 musuh maka melompat tinggi hanya akan membuat kamu menjadi sasaran empuk.

Bagian yang menurut saya lebih bagus dari pada Exosuit itu sendiri adalah peningkatan terhadap beberapa senjata dasar. Dua senjata baru favorit saya adalah bom pintar yang dapat mencari sendiri musuh dan juga threat grenade yang begitu diledakkan akan memberitahu posisi musuh yang sedang bersembunyi. Evolusi dari berbagai granat yang ada di sini terbilang cukup bagus dan bukan sekedar upgrade lebih besar ledakan atau lebih kuat, tapi memiliki fungsi yang baru.

Grafis Luar Biasa Yang Akan Memberikan Alasan Untuk Upgrade Graphic Card

Kualitas grafis dari Call of Duty: Advanced Warfare terlihat sangat baik sekali. Karakter Irons (Kevin Spacey) terlihat sangat mirip dengan wajah aslinya dan di beberapa adegan saya bahkan sudah tidak bisa membedakan apakah ini diambil secara langsung atau merupakan CGI. Walaupun memang ada beberapa momen di mana artikulasi mulut terutama mata tidak terasa hidup. Jadi terkadang seorang karakter akan terlihat sangat hidup dari kaki sampai kepala, tapi dia tidak seperti sedang melihat ke arah yang benar.

 
Satu hal terakhir yang sangat membantu codaw secara visual adalah penggunaan lingkungan yang sebagian besar terjadi di sebuah kota yang hidup. Di sebuah misi kita hanya perlu membuntuti dan merekam pembicaraan seseorang di tengah hiruk-pikuk perkotaan dan itu membuat saya bertanya apakah ini Call of Duty: Advanced Warfare yang saya sedang mainkan? Setelah sebelumnya selalu melihat hutan, kota mati, serta markas militer terpencil dari seri-seri sebelumnya, penggunaan kota sebagai tema lingkungan utama benar-benar membawa penyegaran.

Kesimpulan



Jadi apakah Call of Duty: Advanced Warfare layak untuk dibeli? Bahkan untuk single player saja, saya rasa Call of Duty: Advanced Warfare sudah layak untuk dibeli. Jika kita bandingkan dengan Crysis 3, keduanya memiliki jumlah jam bermain yang relatif sama dan pengalaman bermain yang sama serunya. Tapi Call of Duty: Advanced Warfare masih memiliki keunggulan dari segi multiplayer yang sebenarnya merupakan bagian yang lebih penting daripada single player.

Tapi jika kamu tanya apakah sebaiknya dibeli sekarang maka saya pribadi akan menyarankan nanti ketika ada diskon. Walaupun single player Call of Duty: Advanced Warfare adalah salah satu yang paling bagus, namun mode multiplayer masih mengalami kendala ping yang rendah. Activision sudah mengeluarkan patch yang sedikit meningkatkan performanya namun belum sampai ke tahap benar-benar tanpa masalah. Kamu bisa membeli Call of Duty: Advanced Warfare sekarang dan bermain multiplayer dengan cukup lancar, namun terkadang akan ada saatnya di mana game menjadi sedikit laggy sementara. Jika kamu bisa hidup dengan itu dan sudah tidak tahan, maka ya kamu mendapat restu dari saya untuk membelinya.

Source: id.gamesinasia.com